“Mungkin saja terjadi manipulasi data agar mengecohkan investor untuk membeli saham,” kata Edi Tamren, Kepala Bidang Pertambangan pada Dinas Pertambangan dan Energi Nagan Raya.
Pernyataan Edi Tamren itu menanggapi laporan The Atjeh Times edisi pekan lalu tentang potensi emas Beutong Ateuh yang disebut-sebut mencapai 500 juta ton.
Adalah Owen Hegarty, pengusaha pertambangan Australia dari kelompok Tigers Realm Group yang membuat pernyataan itu di koran The Australian. Kata Owen, perusahaannya baru saja menyelesaikan survei temuan kandungan emas-tembaga di Beutong, Nagan Raya. Menurutnya, kandungan tembaga-emas di Beutong cukup besar. Bahkan, ia menyamakannya dengan deposit yang ditemukan di Bouganville Rio Tinto, Papua Nugini.
Dia menyebut kandungan tembaga-emas di Beutong sebagai “one of the world’s more exciting copper-gold fields (salah satu lahan tambang emas-tembaga menarik di dunia).”
Edi tak heran dengan pernyataan itu. Kata dia, di dunia pertambangan lazim terjadi sebuah perusahaan membesar-besarkan potensi emas untuk meningkatkan nilai perusahaannya di bursa saham. “Dulu kan ada juga perusahaan yang memanipulasi data kandungan emas. Ketika terbongkar, nilai sahamnya langsung jatuh,” kata Edi.
Edi tak menjelaskan perusahaan yang dimaksud. Namun, kasus itu terjadi di Kalimantan Timur dan dikenal dengan sebutan “skandal Busang”. Ketika itu, Perusahaan Bre-X mengumumkan menemukan kandungan emas 70 juta ounces di Busang. Namun, temuan itu kemudian dibantah oleh Freeport. Hal ini membuat gempar bursa saham Kanada, dan harga saham Bre-X yang tadinya $ 250 anjlok menjadi $ 2,5 selembarnya.
Menurut Edi, Pemerintah Nagan Raya memang telah mengeluarkan izin eksplorasi emas di Beutong kepada PT Emas Mineral Murni. Lokasi garapannya di Blang Puuk, Beutong Benggalang, Nagan Raya.
Izin itu dikeluarkan pada 2006 dengan nomor 545/68/KP-EKPLORASI/2006 dengan kuasa pertambangan Eksplorasi NR.01 MAP 06. Izin survei itu, kata Edi, berlaku selama delapan tahun.
Tentang masuknya kelompok Tigers Realm Group, Edi bukannya tak tahu. Namun, kata dia, hal itu bisa saja terjadi jika pihak yang mendapat izin bekerja sama dengan perusahaan luar. “Cuma dalam melakukan eksplorasi, mereka bekerja sama, itu sah-sah saja” kata Edi.
Selama ini, kata Edi, setiap tiga bulan sekali, pihak perusahaan menyerahkan hasil surveinya kepada Dinas Pertambangan Nagan Raya. Berdasarkan laporan itu, kata dia, kadar emas Beutong tidaklah seperti disebut Owen. “Laporan mereka, kadar emasnya kecil, yang lebih tinggi kadar tembaga,” kata Edi.
“Jadi, kalau mereka ngomong besar itu, kita belum meyakini laporan mereka karena berpegang pada laporan selama ini,” kata Edi.
Selama pengerjaan eksplorasi tambang emas itu, kata Edi, hanya diambil sampel untuk diteliti di laboratorium daerah Medan, Sumatera Utara, lalu dilanjutkan di Jakarta. “Sampai Medan hanya dijadikan bubur (dihaluskan), setelah itu dilanjutkan di Jakarta untuk mengetahui kandungan mineralnya,” kata Edi.
Dari eksplorasi tembaga-emas itu, kata Edi, Pemerintah Nagan Raya menerima setoran berkisar Rp68 juta setiap tahun.
Selain di Beutong, kata Edi, Nagan Raya juga punya cadangan emas di Alue Bilie. Namun, kadarnya belum diketahui karena belum diteliti.
Adapun kawasan pencarian emas tradisional yang dilakukan warga Nagan Raya, terletak di kawasan Krueng Cut, Kecamatan Beutong, dan Krueng Kila, Kecamatan Seunagan timur.
“Ada di aliran sungai, namun tidak berbahaya karena menggunakan alat tradisional, dan mereka tidak melakukan penggalian” kata Edi.
Ketua Komisi B Nagan Raya Khalidi mengatakan keberadaan tambang emas Beutong belum pernah dilaporkan oleh pihak eksekutif. Namun begitu, kata Khalidi, pihaknya sudah pernah mendatangi lokasi itu.
Terkait kemungkinan adanya potensi emas yang besar, Khalidi juga berharap dinas terkait bisa mengawasi setiap aktivitas yang dilakukan pihak perusahaan yang masih melakukan eksplorasi.
Selain itu, Khalidi juga berharap proses eksplorasi tersebut tidak berlangsung lama. “Sudah lama, masih eksplorasi, kita berharap dipercepat” kata Khalidi. | YUSWARDI A. SUUD | RUSMAN RAFIUDIN (Nagan Raya) | sumber
No comments:
Post a Comment