- Pertama di Dunia, Setelah Tahun 1833 (oleh ilmuwan Michael Faraday).
- Tak Perlu Galau Harga BBM Naik.
- Malaysia Tertarik Patenkan Alat Ini
- Minta Bantuan JK untuk Kembangkan Alat Ini
Pertama di Dunia, Setelah Tahun 1833 (oleh ilmuwan Michael Faraday).
Aceh - Beberapa waktu lalu anak-anak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menghentak publik nasional dengan pembuatan mobil Esemka. Siswa SMK kini menggebrak lagi dengan penemuan alat yang bisa mengubah air menjadi bahan bakar kendaraan. Hebat!
Adalah anak-anak SMK Negeri 2 Langsa, Aceh, yang membuat alat ini dengan bimbingan dari sang kepala sekolah, Makmur Lingga. Penelitian dan pengembangan alat ini dilakukan sejak 3 tahun lalu, bekerja sama dengan lembaga penelitian bernama Green Energy Institute.
"Alat ini bisa digunakan untuk kendaraan bermotor roda 4 hingga 12," ujar Kepala Sekolah SMKN 2 Langsa, Makmur Lingga, dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (9/2/2012).
Menurut dia, apa yang dilakukan anak-anak SMK ini bukan penemuan baru. Sebab pada 1833 telah dikembangkan oleh ilmuwan Michael Faraday dengan elektrolisa air. Di mana dalam elektrolisa air ada perubahan muatan elektron maupun atom.
"Kita kan butuh peralatan yang tidak sedikit, sehingga kita juga kerja sama dengan perusahaan di Jakarta, Pronto Engineering. Setelah tiga tahun kita kembangkan ternyata membuahkan hasil," lanjut Makmur.
Alat yang dapat mengubah air menjadi bahan bakar kendaraan bermotor tersebut diberi nama WaVe++SMK. WaVe merupakan singkatan dari Water as a Vehicle's Fuel, mengacu pada fungsi alat tersebut yang menjadikan air sebagai bahan bakar. Nama SMK sengaja dilekatkan pada alat ini sebagai bentuk apresiasi kepada SMKN 2 Langsa sebagai institusi yang telah mengembangkan dan merakit alat tersebut.
"Ini masih belum 100 persen air, baru sekitar 50 persen. Air masih belum jadi bahan bakar langsung. Ke depannya kami ingin mengembangkan bisa air 100 persen jadi bahan bakarnya," tutur Makmur.
WaVe++SMK terdiri dari 5 komponen yakni generator gas, filter, kontrol elektrik, tangki air, dan pengaturan tegangan. Bahan-bahan utama pembuat alat itu adalah stainless steel.
"Ada generator gasnya. Jadi kita campurkan kimia, lalu ada pemanasan dialirkan melalui alat pengubah molekul yang disebut generator gas. Setelah air mengalir lalu diubah gas dan masuk filter, lalu masuk ke intake manipol mesin," paparnya.
Menurut dia, dengan 600 ml air bersih bisa digunakan kendaraan roda empat dan bahkan lebih untuk melaju hingga daya tempuh 2.000 km. Ketika air habis, bisa diisi dengan air biasa.
"Masih tetap menggunakan bensin atau solar, tapi pemakaiannya jadi lebih irit. Selain itu memperbaiki emisi mesin sehingga jadi ramah lingkungan. Bisa membantu mengurangi emisi 20-60 persen," jelas Makmur.
Adalah anak-anak SMK Negeri 2 Langsa, Aceh, yang membuat alat ini dengan bimbingan dari sang kepala sekolah, Makmur Lingga. Penelitian dan pengembangan alat ini dilakukan sejak 3 tahun lalu, bekerja sama dengan lembaga penelitian bernama Green Energy Institute.
"Alat ini bisa digunakan untuk kendaraan bermotor roda 4 hingga 12," ujar Kepala Sekolah SMKN 2 Langsa, Makmur Lingga, dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (9/2/2012).
Menurut dia, apa yang dilakukan anak-anak SMK ini bukan penemuan baru. Sebab pada 1833 telah dikembangkan oleh ilmuwan Michael Faraday dengan elektrolisa air. Di mana dalam elektrolisa air ada perubahan muatan elektron maupun atom.
"Kita kan butuh peralatan yang tidak sedikit, sehingga kita juga kerja sama dengan perusahaan di Jakarta, Pronto Engineering. Setelah tiga tahun kita kembangkan ternyata membuahkan hasil," lanjut Makmur.
Alat yang dapat mengubah air menjadi bahan bakar kendaraan bermotor tersebut diberi nama WaVe++SMK. WaVe merupakan singkatan dari Water as a Vehicle's Fuel, mengacu pada fungsi alat tersebut yang menjadikan air sebagai bahan bakar. Nama SMK sengaja dilekatkan pada alat ini sebagai bentuk apresiasi kepada SMKN 2 Langsa sebagai institusi yang telah mengembangkan dan merakit alat tersebut.
"Ini masih belum 100 persen air, baru sekitar 50 persen. Air masih belum jadi bahan bakar langsung. Ke depannya kami ingin mengembangkan bisa air 100 persen jadi bahan bakarnya," tutur Makmur.
WaVe++SMK terdiri dari 5 komponen yakni generator gas, filter, kontrol elektrik, tangki air, dan pengaturan tegangan. Bahan-bahan utama pembuat alat itu adalah stainless steel.
"Ada generator gasnya. Jadi kita campurkan kimia, lalu ada pemanasan dialirkan melalui alat pengubah molekul yang disebut generator gas. Setelah air mengalir lalu diubah gas dan masuk filter, lalu masuk ke intake manipol mesin," paparnya.
Menurut dia, dengan 600 ml air bersih bisa digunakan kendaraan roda empat dan bahkan lebih untuk melaju hingga daya tempuh 2.000 km. Ketika air habis, bisa diisi dengan air biasa.
"Masih tetap menggunakan bensin atau solar, tapi pemakaiannya jadi lebih irit. Selain itu memperbaiki emisi mesin sehingga jadi ramah lingkungan. Bisa membantu mengurangi emisi 20-60 persen," jelas Makmur.
Tak Perlu Galau Harga BBM Naik.
"Pelan tapi pasti sudah kita sudah buktikan ke beberapa kendaraan. Harapan kita, tidak perlu galau dan risau kalau BBM naik," ucap Kepala Sekolah SMKN 2 Langsa, Makmur Lingga, dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (9/2/2012).
Pengembangan alat ini memiliki latar belakang antara lain ketakutan pemerintah dan masyarakat akan semakin menipisnya persediaan bahan bakar minyak dan gas. Dengan alat bernama WaVe++SMK ini, maka bisa menghemat pemakaian bensin ataupun solar pada kendaraan beroda 4 dan lebih.
"Memang solusinya ketika minyak mulai menipis, memberdayakan masyarakat Indonesia menggunakan gas. Tapi nanti kan bisa berkurang juga. Dengan alat ini bisa menghemat pemakaian bahan bakar," sambungnya.
Berdasarkan uji coba di kendaraan roda 4, ketika WaVe++SMK telah dipasang, dengan menggunakan 1 liter bensin, kendaraan bisa berjalan 15-20 km. Padahal biasanya, dengan 1 liter jarak tempuhnya 10 km. Sehingga ada pengiritan.
"Air itu diolah, jadi H20 atau air diubah jadi gas. Dulu orang anggap anoda dan katoda, lebih positif anoda-nya karena muatan elektronnya besar. Nah sekarang dibalik, katoda muatannya lebih besar sehingga pelepasan molekul lebih tinggi. Ini tidak susah," papar Makmur.
WaVe++SMK terdiri dari 5 komponen yakni generator gas, filter, kontrol elektrik, tangki air, dan pengaturan tegangan. Bahan-bahan utama pembuat alat itu adalah stainless steel. Setelah dipasang, alat ini tidak akan merusak kendaraan, karena hanya ditempel di dekat mesin.
"Diletakkan di dekat mesin, ukurannya sekitar 10x15 cm. Ada beberapa item yang kita setting. Bensin tetap diisi, tapi dengan alat ini mengurangi bensin cepat habis dan memperbaiki emisi mesin jadi ramah lingkungan sekitar 20-60 persen," terang Makmur.
Menurut dia, dengan 600 ml air bersih bisa digunakan kendaraan roda empat dan bahkan lebih untuk melaju hingga daya tempuh 2.000 km. Ketika air habis, bisa diisi dengan air biasa.
Pengembangan alat ini memiliki latar belakang antara lain ketakutan pemerintah dan masyarakat akan semakin menipisnya persediaan bahan bakar minyak dan gas. Dengan alat bernama WaVe++SMK ini, maka bisa menghemat pemakaian bensin ataupun solar pada kendaraan beroda 4 dan lebih.
"Memang solusinya ketika minyak mulai menipis, memberdayakan masyarakat Indonesia menggunakan gas. Tapi nanti kan bisa berkurang juga. Dengan alat ini bisa menghemat pemakaian bahan bakar," sambungnya.
Berdasarkan uji coba di kendaraan roda 4, ketika WaVe++SMK telah dipasang, dengan menggunakan 1 liter bensin, kendaraan bisa berjalan 15-20 km. Padahal biasanya, dengan 1 liter jarak tempuhnya 10 km. Sehingga ada pengiritan.
"Air itu diolah, jadi H20 atau air diubah jadi gas. Dulu orang anggap anoda dan katoda, lebih positif anoda-nya karena muatan elektronnya besar. Nah sekarang dibalik, katoda muatannya lebih besar sehingga pelepasan molekul lebih tinggi. Ini tidak susah," papar Makmur.
WaVe++SMK terdiri dari 5 komponen yakni generator gas, filter, kontrol elektrik, tangki air, dan pengaturan tegangan. Bahan-bahan utama pembuat alat itu adalah stainless steel. Setelah dipasang, alat ini tidak akan merusak kendaraan, karena hanya ditempel di dekat mesin.
"Diletakkan di dekat mesin, ukurannya sekitar 10x15 cm. Ada beberapa item yang kita setting. Bensin tetap diisi, tapi dengan alat ini mengurangi bensin cepat habis dan memperbaiki emisi mesin jadi ramah lingkungan sekitar 20-60 persen," terang Makmur.
Menurut dia, dengan 600 ml air bersih bisa digunakan kendaraan roda empat dan bahkan lebih untuk melaju hingga daya tempuh 2.000 km. Ketika air habis, bisa diisi dengan air biasa.
Malaysia Tertarik Patenkan Alat Ini
Rupanya informasi inovasi hebat ini cepat berkembang hingga dunia Internasional, dan . . . Malaysia rupanya tertarik untuk mematenkan alat bernama WaVe++SMK itu.
"Saya ada undangan dari Kadin di Malaysia. Mereka katanya berminat mengembangkan dan mengambil hak paten alat ini," ujar Kepala Sekolah SMKN 2 Langsa, Makmur Lingga, dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (9/2/2012).
Pihak Malaysia mendengar keberadaan alat tersebut dari alumnus SMKN 2 Langsa yang kebetulan bekerja di Negeri Jiran itu. Rencananya Makmur akan bertolak ke Malaysia untuk mempresentasikan alat tersebut pada Senin mendatang.
"Kita juga berencana mempresentasikan ke Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Indonesia," tambah Makmur.
Ditegaskan dia, WaVe++SMK itu bukanlah prototype, melainkan sudah benar-benar menjadi barang. Jika ada dukungan dari pemerintah, maka bisa dikembangkan dan diproduksi secara massal.
Pihak Malaysia mendengar keberadaan alat tersebut dari alumnus SMKN 2 Langsa yang kebetulan bekerja di Negeri Jiran itu. Rencananya Makmur akan bertolak ke Malaysia untuk mempresentasikan alat tersebut pada Senin mendatang.
"Kita juga berencana mempresentasikan ke Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Indonesia," tambah Makmur.
Ditegaskan dia, WaVe++SMK itu bukanlah prototype, melainkan sudah benar-benar menjadi barang. Jika ada dukungan dari pemerintah, maka bisa dikembangkan dan diproduksi secara massal.
Minta Bantuan JK untuk Kembangkan Alat Ini
Siswa SMKN 2 Langsa, Aceh, ingin terus mengembangkan alat pengubah air jadi bahan bakar. Sehingga nantinya kendaraan bisa menggunakan 100 persen air sebagai bahan bakar. Mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) rencananya akan diminta bantuan untuk membantu mengembangkan.
"Kami berencana meminta bantuan Pak JK, karena Pak JK itu kan sangat membumi. Sehingga kami rasa beliau mau membantu," ujar Kepala Sekolah SMKN 2 Langsa, Makmur Lingga, dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (9/2/2012).
Menurut Makmur, staf JK telah mengetahui kabar anak-anak SMK yang telah membuat alat pengubah air jadi bahan bakar kendaraan roda 4 dan lebih. Dia berharap hal itu memudahkan dirinya untuk bertemu JK dan bisa mempresentasikan hasil karya anak-anak SMK itu.
"Dana riset selama ini dari lembaga luar. Pernah minta ke Direktorat SMK, tapi katanya nggak ada karena SMK tidak hanya di Langsa. Jadi kita cari sendiri. Kita juga tidak boleh terlalu bergantung, harus mandiri," sambung Makmur.
Alat bernama WaVe++SMK ini bisa dipasang di kendaraan beroda 4, 6, dan 12. Untuk mobil yang memiliki roda empat harganya Rp 3,8 juta. Sedangkan WaVe++SMK untuk bus atau truk harganya Rp 4,9 juta. Namun alat ini belum diproduksi secara massal.
"Kami berencana meminta bantuan Pak JK, karena Pak JK itu kan sangat membumi. Sehingga kami rasa beliau mau membantu," ujar Kepala Sekolah SMKN 2 Langsa, Makmur Lingga, dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (9/2/2012).
Menurut Makmur, staf JK telah mengetahui kabar anak-anak SMK yang telah membuat alat pengubah air jadi bahan bakar kendaraan roda 4 dan lebih. Dia berharap hal itu memudahkan dirinya untuk bertemu JK dan bisa mempresentasikan hasil karya anak-anak SMK itu.
"Dana riset selama ini dari lembaga luar. Pernah minta ke Direktorat SMK, tapi katanya nggak ada karena SMK tidak hanya di Langsa. Jadi kita cari sendiri. Kita juga tidak boleh terlalu bergantung, harus mandiri," sambung Makmur.
Alat bernama WaVe++SMK ini bisa dipasang di kendaraan beroda 4, 6, dan 12. Untuk mobil yang memiliki roda empat harganya Rp 3,8 juta. Sedangkan WaVe++SMK untuk bus atau truk harganya Rp 4,9 juta. Namun alat ini belum diproduksi secara massal.
Makmur dan para siswa di SMKN 2 Langsa saat ini juga tengah mengembangkan listrik dari gelombang air laut. Mungkin bukan sesuatu yang baru, namun hal ini tetap menjadi sesuatu yang positif bagi para siswa.
"Tamatan kita yang sudah disertifikasi dipekerjakan di bengkel mobil, sepeda motor, perakitan komputer sekolah. Karena kita tujuannya ingin mandiri," ucap Makmur.(vit/nrl)
"Tamatan kita yang sudah disertifikasi dipekerjakan di bengkel mobil, sepeda motor, perakitan komputer sekolah. Karena kita tujuannya ingin mandiri," ucap Makmur.(vit/nrl)
sumber: detik.com
No comments:
Post a Comment