Yogyakarta - Kata-kata nyeleneh Menteri BUMN Dahlan Iskan masih terus berlanjut. Setelah muncul kata-kata BUMN Dhuafa, Dahlan kembali mengeluarkan kosa kata baru, yakni BUMN seperti 'Mayat yang Belum Dikubur' bagi perusahaan plat merah yang merugi atau tergolong tidak sehat.
.
Terdapat 31 BUMN yang menyandang predikat 'Mayat yang Belum Dikubur', dari total 141 perusahaan negara yang kini beroperasi. Namun sayangnya Dahlan tidak menerangkan lebih rinci siapa sajakah mereka.
.
"Kami mengelompokkan BUMN yang ada 141 perusahaan, 110 perusahaan (sehat). Sisanya tinggal mayat cuma belum dikubur," kata Dahlan di Yogyakarta, Rabu (10/10/2012).
.
Namun di depan Presiden SBY, Dahlan menambahkan, ada beberapa BUMN yang masuk kategori 'Mayat yang Belum Dikubur' ini telah mengalami perbaikan kinerja. Khususnya paska pergantian manajemen.
.
"Kami bersyukur juga tidak semua manyat BUMN dikubur, PT IKI (PT Industri Kapal Indonesia) di Makassar sudah dua tahun tidak beroperasi. Sekarang sudah diperbaiki manajemennya. Pabrik Kertas Leces juga sama," pungkasnya.
.
Jika merujuk pada data Kementerian BUMN, hingga akhir 2011, ada beberapa perusahaan persero yang masih merugi. PT PAL Indonesia mencatat rugi bersih terbesar sepanjang 2011. Perusahaan galangan kapal ini mencatat rugi Rp 1,32 triliun. Sedangkan BUMN yang mengalami kerugian terkecil adalah PT Inhutani III, senilai Rp 58 juta.
.
Berikut daftar BUMN yang masih menderita rugi di 2011:
PT Perkebunan Nusantara XI, rugi Rp 15,52 miliar
PT Perkebunan Nusantara XIV, rugi Rp 113,38 miliar
PT Inhutani II, rugi Rp 29,69 miliar
PT Inhutani III, rugi Rp 58 juta
PT Energy Management Indonesia, rugi Rp 6,54 miliar
PT Batan Tek, rugi Rp 2,98 miliar
PT Semen Kupang, rugi Rp 17,66 miliar
PT Dirgantara Indonesia, rugi Rp 356,52 miliar
PT PAL Indonesia, rugi Rp 1,32 triliun
PT Boma Bisma Indra, rugi Rp 7,33 miliar
PT Industri Kapal Indonesia, rugi Rp 805 juta
PT Iglas, rugi Rp 6,49 miliar
PT Industri Soda Indonesia (dalam Likuidasi), rugi Rp 22,43 miliar
PT Kertas Leces, rugi Rp 84,97 miliar
PT Kertas Kraft Aceh, rugi Rp 65,2 miliar
Perum Produksi Film Negara, rugi Rp 1,29 miliar
PT Merpati Nusantara Airlines, rugi Rp 778,64 miliar
PT Djakarta Lloyd, rugi Rp 41,72 miliar
PT PDIP Batam, rugi Rp 1,31 miliar
PT Danareksa, rugi Rp 287,37 miliar
PT Bahana PUI, rugi Rp 143,97 miliar
PT Survey Udara Penas, rugi Rp 1,89 miliar.
(feb/wep)
.
Terdapat 31 BUMN yang menyandang predikat 'Mayat yang Belum Dikubur', dari total 141 perusahaan negara yang kini beroperasi. Namun sayangnya Dahlan tidak menerangkan lebih rinci siapa sajakah mereka.
.
"Kami mengelompokkan BUMN yang ada 141 perusahaan, 110 perusahaan (sehat). Sisanya tinggal mayat cuma belum dikubur," kata Dahlan di Yogyakarta, Rabu (10/10/2012).
.
Namun di depan Presiden SBY, Dahlan menambahkan, ada beberapa BUMN yang masuk kategori 'Mayat yang Belum Dikubur' ini telah mengalami perbaikan kinerja. Khususnya paska pergantian manajemen.
.
"Kami bersyukur juga tidak semua manyat BUMN dikubur, PT IKI (PT Industri Kapal Indonesia) di Makassar sudah dua tahun tidak beroperasi. Sekarang sudah diperbaiki manajemennya. Pabrik Kertas Leces juga sama," pungkasnya.
.
Jika merujuk pada data Kementerian BUMN, hingga akhir 2011, ada beberapa perusahaan persero yang masih merugi. PT PAL Indonesia mencatat rugi bersih terbesar sepanjang 2011. Perusahaan galangan kapal ini mencatat rugi Rp 1,32 triliun. Sedangkan BUMN yang mengalami kerugian terkecil adalah PT Inhutani III, senilai Rp 58 juta.
.
Berikut daftar BUMN yang masih menderita rugi di 2011:
PT Perkebunan Nusantara XI, rugi Rp 15,52 miliar
PT Perkebunan Nusantara XIV, rugi Rp 113,38 miliar
PT Inhutani II, rugi Rp 29,69 miliar
PT Inhutani III, rugi Rp 58 juta
PT Energy Management Indonesia, rugi Rp 6,54 miliar
PT Batan Tek, rugi Rp 2,98 miliar
PT Semen Kupang, rugi Rp 17,66 miliar
PT Dirgantara Indonesia, rugi Rp 356,52 miliar
PT PAL Indonesia, rugi Rp 1,32 triliun
PT Boma Bisma Indra, rugi Rp 7,33 miliar
PT Industri Kapal Indonesia, rugi Rp 805 juta
PT Iglas, rugi Rp 6,49 miliar
PT Industri Soda Indonesia (dalam Likuidasi), rugi Rp 22,43 miliar
PT Kertas Leces, rugi Rp 84,97 miliar
PT Kertas Kraft Aceh, rugi Rp 65,2 miliar
Perum Produksi Film Negara, rugi Rp 1,29 miliar
PT Merpati Nusantara Airlines, rugi Rp 778,64 miliar
PT Djakarta Lloyd, rugi Rp 41,72 miliar
PT PDIP Batam, rugi Rp 1,31 miliar
PT Danareksa, rugi Rp 287,37 miliar
PT Bahana PUI, rugi Rp 143,97 miliar
PT Survey Udara Penas, rugi Rp 1,89 miliar.
(feb/wep)
No comments:
Post a Comment